Assalamualaikum WW. YA Salam. Ya khaliq YA Rozaq YA ghofur. Alhamdulillah bisa bertemu dengan Kru RRI Programa Satu. sehat selalu dan semangat. Semoga di tahun 2020 acara RRI tetap banyak penggemarnya sebagai sarana informasi pendidikan maupun saran hiburan serta sarana membuka kunci ilmu....
Mengapa kunci ilmu bisa dibukak di RADIO REPUBLIK Indonesia??
Kadang tidak pernah terpikirkan oleh nara sumber maupun umpan dari penyiar kurang tajam sehingga pendengar dalam mengajukan tanggapan yah boleh di bilang kurang menggigit atau sudah kurang gigitannya. RRI harus bisa merebut kembali pendengar yang sudah tidak setia untuk kembali menyayangi Radio milik publik ini, sebagai penyeimbang mata, maka telingapun harus dihibur juga. Bukan hanya lagu, namun pemikiran serta pertanyaan cerdas harus segera dibangun agar bisamerebut kembali kejayaan masa lalu. Siaran budaya, kethoprak, sandi woro, maupun siaran budaya harus tetap dilestarikan walalupun hanya melalui telinga pendengar setia masa lalu saja.
Insya Allah RRI bisa lebih unggul ketika bisa menunjukkan jati diri, ketika pada pindah ke media lain, namun dengan tangan lincah KRU RRI tetap bisa merajut kembali gaerah yang lama telah tenggelam untuk di gali lagi, sambil mempersiapkan generasi penerus seperti BPK MARGONO dulu. Begitu khan mas Veri NU.
BPK Doeryat Subekti juga begitu, Ibu R. Handayanie, Ibu Meri Ana, Ibu Endang Ratih, Mas Agus P, D. Febrina, Mbak. L. Rahadi juga demikian pula. Ibu Ti Tien, Mas Miskam P, Ibu Erna DSb.
Penyiar serta Operator adalah ujung tombak, Ibu Yustien, Ibu Hapsari DSt. Diakui bahwa RRI harus siap mengikuti perkembangan, namun disisi lain kendala anggaran tetap menjadi kendala. Memang efisiensi tetap menjadi strategi utama tanpa melupakan visi serta misi Radio yang berpusat di Jalan Medan Merdeka Barat ini. Penguasaan medan siaran memang jurus jitu untuk menarik pendengar agar tetap di gelombang ini, hingga bisa menjadi medan magnet bagi para pemilik telinga untuk menyeimbangkan penglihatan. selain sebagai sarana hibunran juga merupakan sarana pendidikan serta sarana kesehatan ples sarana obat Rohani.
Kita akan bercontribusi terus melalui blogspot ini sebagai bukti kesetiaan pada RRI yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Sebagai wujud trimaksh atas segala tanggapan atas respn kami pada nara sumber. Kami akan terus monitor jangan samapai putus, kita sambung media ini dengan sepenuh hati. Jumpa lagii.....
Mantab jaya. Masih terngiang-ngiang suara beliau-beliau di tahun 90an... bpk Margono. Ibu Meiri Braniwati ketika menemani pendengar di tengah malam.... luar biasa. Hormat.
Assalamualaikum WW. YA Salam. Ya khaliq YA Rozaq YA ghofur. Alhamdulillah bisa bertemu dengan Kru RRI Programa Satu. sehat selalu dan semangat. Semoga di tahun 2020 acara RRI tetap banyak penggemarnya sebagai sarana informasi pendidikan maupun saran hiburan serta sarana membuka kunci ilmu....
BalasHapusMengapa kunci ilmu bisa dibukak di RADIO REPUBLIK Indonesia??
Kadang tidak pernah terpikirkan oleh nara sumber maupun umpan dari penyiar kurang tajam sehingga pendengar dalam mengajukan tanggapan yah boleh di bilang kurang menggigit atau sudah kurang gigitannya. RRI harus bisa merebut kembali pendengar yang sudah tidak setia untuk kembali menyayangi Radio milik publik ini, sebagai penyeimbang mata, maka telingapun harus dihibur juga. Bukan hanya lagu, namun pemikiran serta pertanyaan cerdas harus segera dibangun agar bisamerebut kembali kejayaan masa lalu. Siaran budaya, kethoprak, sandi woro, maupun siaran budaya harus tetap dilestarikan walalupun hanya melalui telinga pendengar setia masa lalu saja.
Insya Allah RRI bisa lebih unggul ketika bisa menunjukkan jati diri, ketika pada pindah ke media lain, namun dengan tangan lincah KRU RRI tetap bisa merajut kembali gaerah yang lama telah tenggelam untuk di gali lagi, sambil mempersiapkan generasi penerus seperti BPK MARGONO dulu. Begitu khan mas Veri NU.
BPK Doeryat Subekti juga begitu, Ibu R. Handayanie, Ibu Meri Ana, Ibu Endang Ratih, Mas Agus P, D. Febrina, Mbak. L. Rahadi juga demikian pula. Ibu Ti Tien, Mas Miskam P, Ibu Erna DSb.
BalasHapusPenyiar serta Operator adalah ujung tombak, Ibu Yustien, Ibu Hapsari DSt. Diakui bahwa RRI harus siap mengikuti perkembangan, namun disisi lain kendala anggaran tetap menjadi kendala. Memang efisiensi tetap menjadi strategi utama tanpa melupakan visi serta misi Radio yang berpusat di Jalan Medan Merdeka Barat ini. Penguasaan medan siaran memang jurus jitu untuk menarik pendengar agar tetap di gelombang ini, hingga bisa menjadi medan magnet bagi para pemilik telinga untuk menyeimbangkan penglihatan. selain sebagai sarana hibunran juga merupakan sarana pendidikan serta sarana kesehatan ples sarana obat Rohani.
Kita akan bercontribusi terus melalui blogspot ini sebagai bukti kesetiaan pada RRI yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Sebagai wujud trimaksh atas segala tanggapan atas respn kami pada nara sumber. Kami akan terus monitor jangan samapai putus, kita sambung media ini dengan sepenuh hati. Jumpa lagii.....
Mantab jaya. Masih terngiang-ngiang suara beliau-beliau di tahun 90an... bpk Margono. Ibu Meiri Braniwati ketika menemani pendengar di tengah malam.... luar biasa. Hormat.
BalasHapusMantap bro sukses sllu pye kbre mas margono gongon dan mbk mery braniwati sukses berkah dalem
BalasHapus